Blog ini berisi resep-resep masakan praktis dan mudah untuk ibu-ibu yang gemar memasak
Rabu, 06 Juli 2016
Selasa, 09 Februari 2016
Cara praktis membuat Kerupuk Ikan
Proses pembuatan kerupuk ikan, biasanya daging ikan dicampur dengan tepung dan air. Tepung yang umumnya digunakan adalah tepung sagu atau tepung tapioca. Kadang-kadang ditambah bumbu-bumbu seperti garam, vetsin maupun gula yang selanjutnya diaduk rata sehingga membentuk gel serta mudah dalam pembentukan. Komposisi bahan-bahan tersebut beraneka ragam tergantung dari selera, namun yang sangat menentukan adalah perbandingan antara tepung dan ikan yang akan menentukan dalam pengembangan kerupuk setelah digoreng.
Bahan :
Lumatan daging ikan 20% (1kg/250 gr)
Bahan pembantu dan bahan tambahan :
Tepung tapioca 80% (4kg/1000 gr)
Garam 2.5% (25 gr)
MSG 0.7% (7 gr)
Gula halus 0.5% (5 gr)
Soda kue 0.1% (1 gr)
Cara membuat :
1. Pelumatan daging
Daging ikan dilumatkan dengan menggunakan alat pelumat daging (grinder) atau dilumatkan secara manual dengan cara dicincang menggunakan pisau
2. Pembuatan bubur ikan
Daging ikan yang sudah lumat kemudian ditambahkan 2.5% garam, 0.5% gula, 0.7% vetsin, 0.1% soda kue dari total jumlah tepung dan ikan yang digunakan
3. Pembuatan tajin
Perbandingan antara daging ikan dan tepung tapioca dalam pengolahan kerupuk ini adalah 1:4. Ambil tepung sebanyak 10% dari jumlah tepung kemudian larutkan dalam air dingin hingga tepung larut dalam air (jumlah air yang digunakan sesuai dengan jumlah tepung yang akan dilarutkan). Panaskan air (+ 50 % dari total jumlah tepung dan ikan yang digunakan) hingga mendidih, selanjutnya tuang air panas tersebut sedikit demi sedikit ke dalam tepung yang sudah dilarutkan, sambil diaduk cepat sampai larutan tepung menjendal menyerupai lem yang berwarna putih bersih. Air panas yang disediakan tidak selalu harus habis, penambahan air dihentikan pada saat larutan sudah mulai menjendal.
4. Pembuatan adonan
Campurkan bubur ikan kedalam tajin dan diaduk, kemudian tambahkan tepung tapioca sedikit demi sedikit serta diaduk sampai homogen. Penambahan tepung dilakukan sampai adonan bila dipegang tidak lengket di tangan.
5. Pencetakan
Adonan dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
6. Pengukusan
Pengukusan dilakukan selama 30 menit atau sampai matang. Kerupuk dianggap matang bila adonan yang dikukus ditusuk dengan lidi tidak lengket. Kemudian kerupuk didinginkan pada suhu ruang selama 1 malam. Hal ini dimaksudkan agar kerupuk menjadi keras dan memudahkan dalam proses pemotongan.
7. Pemotongan dan Pengeringan
Kerupuk yang sudah kering dipotong-potong sesuai dengan ketebala yang diinginkan. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan penjemuran di bawah sinar matahari dengan menggunakan para-para sampai kering. Lama pengeringan kira-kira satu sampai dua hari.
8. Penggorengan
Setelah kerupuk kering, kemudian dilakukan penggorengan dengan pemanasan pada suhu 200ÂșC atau sampai kerupuk mengembang
9. Pengemasan
Kerupuk dikemas sesuai kebutuhan, dalam bentuk mentah maupun matang
Kerupuk Ikan |
Bahan :
Lumatan daging ikan 20% (1kg/250 gr)
Bahan pembantu dan bahan tambahan :
Tepung tapioca 80% (4kg/1000 gr)
Garam 2.5% (25 gr)
MSG 0.7% (7 gr)
Gula halus 0.5% (5 gr)
Soda kue 0.1% (1 gr)
Cara membuat :
1. Pelumatan daging
Daging ikan dilumatkan dengan menggunakan alat pelumat daging (grinder) atau dilumatkan secara manual dengan cara dicincang menggunakan pisau
2. Pembuatan bubur ikan
Daging ikan yang sudah lumat kemudian ditambahkan 2.5% garam, 0.5% gula, 0.7% vetsin, 0.1% soda kue dari total jumlah tepung dan ikan yang digunakan
3. Pembuatan tajin
Perbandingan antara daging ikan dan tepung tapioca dalam pengolahan kerupuk ini adalah 1:4. Ambil tepung sebanyak 10% dari jumlah tepung kemudian larutkan dalam air dingin hingga tepung larut dalam air (jumlah air yang digunakan sesuai dengan jumlah tepung yang akan dilarutkan). Panaskan air (+ 50 % dari total jumlah tepung dan ikan yang digunakan) hingga mendidih, selanjutnya tuang air panas tersebut sedikit demi sedikit ke dalam tepung yang sudah dilarutkan, sambil diaduk cepat sampai larutan tepung menjendal menyerupai lem yang berwarna putih bersih. Air panas yang disediakan tidak selalu harus habis, penambahan air dihentikan pada saat larutan sudah mulai menjendal.
4. Pembuatan adonan
Campurkan bubur ikan kedalam tajin dan diaduk, kemudian tambahkan tepung tapioca sedikit demi sedikit serta diaduk sampai homogen. Penambahan tepung dilakukan sampai adonan bila dipegang tidak lengket di tangan.
5. Pencetakan
Adonan dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
6. Pengukusan
Pengukusan dilakukan selama 30 menit atau sampai matang. Kerupuk dianggap matang bila adonan yang dikukus ditusuk dengan lidi tidak lengket. Kemudian kerupuk didinginkan pada suhu ruang selama 1 malam. Hal ini dimaksudkan agar kerupuk menjadi keras dan memudahkan dalam proses pemotongan.
7. Pemotongan dan Pengeringan
Kerupuk yang sudah kering dipotong-potong sesuai dengan ketebala yang diinginkan. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan penjemuran di bawah sinar matahari dengan menggunakan para-para sampai kering. Lama pengeringan kira-kira satu sampai dua hari.
8. Penggorengan
Setelah kerupuk kering, kemudian dilakukan penggorengan dengan pemanasan pada suhu 200ÂșC atau sampai kerupuk mengembang
9. Pengemasan
Kerupuk dikemas sesuai kebutuhan, dalam bentuk mentah maupun matang
Minggu, 07 Februari 2016
Cara Membuat Steak Patin
Ikan Patin (Pangasius Jambal) |
Steak patin adalah merupakan salah satu diversifikasi produk, yang sangat diperlukan terutama dikota-kota besar yang tingkat kesibukannya sangat tinggi. Produk ini dapat langsung diolah. Dan untuk memperpanjang umur simpan dapat disimpan dalam keadaan beku., dan apabila digunakan atau diolah sebaiknya dilelehkan terlebih dahulu
Peralatan
Pisau
Keranjang plastik
Wadah
Talenan
Timbangan
Steak Patin |
Cara pengolahan
1. Ikan patin terlebih dahulu dipotong kira-kira selebar 3 - 4 cm, kemudian isi perut dan insang dibuang.
2. Lalu dicuci dengan air bersih dan dingin.
3. Steak patin yang sudah bersih dimasukan dalam plastik secara individual dan disusun dalam pan pembekuan, kemudian dibekukan.
4. Setelah beku ikan diglassing dengan cara dicelupkan dalam air dingin dengan suhu 0 – 5oC selama 5 detik
5. Steak patin dikemas dalam plastik dan ditutup rapat menggunakan sealler, kemudian disimpan dalam cold storage.
Cara Praktis Membuat Terasi
Terasi adalah bumbu masak yang sudah sangat terkenal di dapur masak masyarakat Indonesia, bahkan pada beberapa masakan khas Indonesia sangat janggal jika terasi tidak ada, dan begitu pula pada beberapa sambal khas. Apakah anda pernah mengetahui bagaimana terasi itu dibuat, barangkali banyak orang tahu bahwa bahan dasar untuk membuat terasi adalah udang kecil atau udang rebon namun proses pembuatannya seperti apa belum tentu banyak orang pula yang mengetahuinya, untuk lebih jelasnya mari kita menyimak proses pebuatannya di bawah ini....
Bahan :
Udang rebon
Bahan pembantu dan bahan tambahan :
Pewarna (angkak)
Garam
Cara membuat :
1. Udang rebon dicuci bersih dan dijemur sampai setengah kering.
2. Penggilingan I : udang digiling sampai halus dan ditambahkan garam sebanyak 5%.
3. Penjemuran : lumatan udang rebus dijemur dibawah sinar matahri atau di oven dengan suhu 50 oC.
4. Penggilingan II : udang digiling kembali sampai didapat tekstur yang padat dan kompak. Bila masih agak basah dijemur lagi, bila cukup ditambahkan pewarna seperti angkak.
5. Produk dikemas dalam kantong plastik.
Bahan :
Udang rebon
Bahan pembantu dan bahan tambahan :
Pewarna (angkak)
Garam
Cara membuat :
1. Udang rebon dicuci bersih dan dijemur sampai setengah kering.
2. Penggilingan I : udang digiling sampai halus dan ditambahkan garam sebanyak 5%.
3. Penjemuran : lumatan udang rebus dijemur dibawah sinar matahri atau di oven dengan suhu 50 oC.
4. Penggilingan II : udang digiling kembali sampai didapat tekstur yang padat dan kompak. Bila masih agak basah dijemur lagi, bila cukup ditambahkan pewarna seperti angkak.
5. Produk dikemas dalam kantong plastik.
Sabtu, 06 Februari 2016
Cara Sederhana Membuat/Mengolah Ikan Bandeng Tanpa Duri
Bandeng (Chanos chanos) merupakan komoditas perikanan yang sudah dapat dibudidayakan, dengan produksinya yang tinggi terutama di daerah sentra produksi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Produksi bandeng hampir tidak tergantung musim, dan dapat dikatakan bahwa kontinuitas produksinya cukup baik sepanjang tahun, baik kualitas maupun kuantitas.
Sampai saat ini, pemanfaatan olahan ikan bandeng masih rendah, dimana 65 – 70 % dari jumlah produksinya masih dimanfaatkan dalam bentuk primer (utuh) dan sisanya dimanfaatkan dalam bentuk sekunder dan siap saji. Bandeng dikenal masyarakat dengan bandeng duri lunak atau bandeng presto, pindang bandeng, otak-otak bandeng dan bendeng asap.
Pemanfaatan dalam bentuk olahan, mempunyai kendala terutama prospek pemasaran ke depan, karena penggunaan produk tersebut kurang fleksibel dalam hal bentuk aneka olahan lanjutan yang dikehendaki oleh konsumen. Oleh karena itu diperlukan aternatif teknologi pengolahan yang lain, agar produk tetap diterima oleh konsumen, secara luas.
Alternatif teknologi untuk memanfaatkan bandeng lebih optimal adalah dengan teknologi pencabutan durinya. Teknologi ini lebih fleksibel untuk dikembangkan dalam bentuk aneka olahan siap saji.
Keuntungan pengolahan bandeng tanpa duri :
Meningkatkan pemanfaatan bandeng melalui kemungkinan pengembangan menjadi aneka olahan, meningkatkan jumlah konsumen bandeng dengan mempermudah mengkonsumsi tanpa termakan durinya dan meningkatkan pemasaran dengan cara penyediaan tangkapan bandeng setelah dicabut duri di lokasi tambak.
Memberikan keuntungan lain yang cukup signifikan yaitu olahan ini dapat diterapkan pada industri skala kecil, mengingat prosedur kerja dan peralatan yang digunakan sederhana dan terjangkau.
Membuka peluang tenaga kerja oleh kerana teknologi pengolahan dikerjakan secara manual dan padat karya.
Membuka peluang pasar baik ekspor dan domestik
Pengolahan Bandeng Tanpa Duri
Bahan baku :
Bandeng dengan kesegaran baik
Peralatan :
Pisau
Pinset
Talenan
Freezer
Sealer
Cara pengolahan :
Tahapan pengolahan banding tanpa duri sebagai berikut
1) Pembuangan sisik
Apabila bandeng digunakan untuk keperluan pengolahan lanjutan yang masih memerlukan adanya sisik, maka pembuangan sisik tidak dilakukan. Apabila dalam pengolahan lanjutan diperlukan adanya sisik, maka cara pembuangan sisik dengan cara dikerok dari pangkal ekornya menuju ke bagian kepala menggunakan pisau atau alat khusus pembuang sisik.
2) Pembelahan (fillet)
Ikan disayat dari bagian punggung ikan menggunakan pisau. Penyayatan dimulai dari bagian ekor sampai dengan membelah kepala. Selanjutnya dilakukan pembuangan isi perut dan insang.
3) Pencucian
Ikan yang telah difillet dicuci menggunakan air bersih untuk menghilangkan sisa darah, lemak, maupun kotoran yang masih menempel.
4) Pembuangan duri
Tulang punggung dibuang menggunakan pisau dari bagian ekor hingga bagian kepala.
Tulang-tulang pada permukaan dinding perut sebanyak 16 pasang tulang besar dicabut menggunakan pinset.
Dibuat irisan memanjang pada guratan daging punggung bagian tengah dan bagian perut menggunakan ujung pisau. Irisan dilakukan dengan hati-hati agar duri-duri tidak terputus. Selanjutnya duri dicabut dengan cara memasukkan ujung pinset pada bagian irisan tersebut, kemudian dicabut satu per satu. Bagian punggung terdapat 42 pasang duri bercabang yang berada di dalam daging dekat kulit luar. Sepanjang lateral line terdapat 12 pasang duri cabang, sedangkan di bagian perut terdapat 12 pasang duri. Rendemen bandeng tanpa duri sebesar 70 – 80 % dari bandeng utuh.
5) Pengemasan
Ikan yang telah bersih dari duri dikemas dalam kantong plastik dan dibekukan.
Langganan:
Postingan (Atom)